Herman

Bicara dengan jelas

Sabtu malam, 1 September 2007. Selepas shalat Isya tadi, saya, Zahid, ibunya dan mbak Eni (anaknya mbok de yang mengasuh Zahid saat ini) bersilaturrahim ke rumah Ibu Mardhiyah. Sudah beberapa bulan terakhir tidak berkunjung. Paling kalau lewat depan toko yang ada di depan rumahnya saat jalan-jalan menunggangi "kuda Jepang", kami menyapanya. Malam minggu begini, hari libur pula, memang sepantasnyalah bersilaturrahim ke sanak dan handai taulan.

Ibu Mardhiyah bilang ke saya kalau Zahid sudah jelas bicaranya sekarang. Tidak cadel seperti anak-anak yang lain. Dia bercerita ada anak yang belum bisa bicara lancar, menyebutkan kata "kelaparan" menjadi "kelapangan". Ibu menebak, Zahid kalau diajak bicara sama ayah-ibunya gak pernah dibuat-buat cadel begitu kan? Saya meng-ya-kan. menurut Ibu, anak-anak kalau diajak bicara cadel maka anaknya juga terbiasa untuk melafadzkan kata dengan cadel pula.

Seorang anak yang masih kerabat Ibu tidak bisa menyebut kata yang ada unsur huruf "R" seperti orang batak yang begitu jelas menyebutnya. Kemudian, kata Ibu, ia diminta untuk memberi makan ayam setiap hari. Anda tahu kan bagaimana memanggil sekawanan ayam untuk memberinya makan? "Kurrrrrr... kurrrrrr...kurrrrr", tentu sembari menaburkan jagung atau makanan ayam lainnya. Dengan seringnya memberi makan ayam ini, si anak tadi jadi bisa menyebutkan kata yang memiliki huruf "R" dengan jelas.

Jadi intinya, lebih baik mengajak anak bicara sejak bayi dengan jelas sejelas-jelasnya. Tidak dibuat-buat. Dengan demikian anak akan belajar melafadzkan dengan jelas pula. Ucapkanlah kalimat "wajah berseri-seri" pada anak kita, bukan "wajah belseli-seli".

Baca selengkapnya....
Naning

Naik Tangga

Anak-anak memang suka mencoba-coba apa yang ia lihat orang lain melakukan sesuatu. Zahid mencoba naik tangga setelah ibunya selesai mengganti lampu di depan rumah menggunakan tangga itu.

Baca selengkapnya....

Blogger Templates by Blog Forum