Naning

Istri pembelajar

_KISAH WALI ALLAH & ISTRI TERCINTA_

*❣B A R O K A H❣*

Al Kisah..,
pada suatu hari Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi membeli buah semangka untuk istrinya. Saat disantapnya *ternyata buah semangka tersebut terasa HAMBAR.*

Dan sang isteri pun *MARAH*

Syeikh al-Imam Syaqiq menanggapi dengan tenang amarah istrinya itu, setelah selesai di dengarkan amarahnya, beliau bertanya dengan halus:

_"Kepada siapakah kau marah wahai istriku?_
_Kepada pedagang buahnya kah? atau kepada pembelinya? atau kepada petani yang menanamnya?_
_ataukah kepada yang Menciptakan Buah Semangka itu?"_
Tanya Syeikh al-Imam Syaqiq

Istri beliau terdiam.

Sembari tersenyum., Syeikh Syaqiq melanjutkan perkataannya:

_"Seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik..._
_Seorang pembeli pun pasti membeli sesuatu yang terbaik pula..!_
_Begitu pula seorang petani, tentu saja ia akan merawat tanamannya agar bisa menghasilkan yang terbaik..!_
*_Maka sasaran kemarahanmu berikutnya yang tersisa, tidak lain hanya kepada yang MENCIPTAKAN Semangka itu..!"_*

Pertanyaan Syeikh al-Imam Syaqiq menembus ke dalam hati sanubari istrinya. Terlihat butiran air mata menetes perlahan di kedua pelupuk matanya...

Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi pun melanjutkan ucapannya :

_"Bertaqwalah wahai istriku...Terimalah apa yang sudah menjadi Ketetapan-Nya. Agar Allah SWT memberikan keberkahan pada kita.”_

Mendengar nasehat suaminya itu... Sang istri pun sadar, menunduk dan menangis mengakui kesalahannya dan ridho dengan apa yang telah Allah Subhanallohu Wa Ta'ala tetapkan."

Pelajaran terpenting buat kita adalah bahwa :

_*Setiap KELUHAN yang terucap sama saja kita TIDAK RIDHO dengan ketetapan Allah SWT, sehingga barokah Allah JAUH dari kita.*_

Karena Barokah bukanlah serba cukup dan mencukupi saja, akan tetapi...

_*Barokah ialah bertambahnya ketaatan kita kepada Allah SWT dengan segala keadaan yang ada, baik yang kita sukai atau sebaliknya.*_

Barokah itu:

*"... BERTAMBAHNYA KETAATAN kita kepada ALLAH SWT.*

*🍵 MAKANAN barokah* _itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan yang mampu membuat yang memakannya menjadi lebih taat setelah memakannya._

*👳 HIDUP yang barokah* _bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub, sakitnya menjadikannya bertambah taat kepada Allah SWT._

*👤Barokah itu tak selalu panjang UMUR,* _ada yang umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab bin Umair._

*🏝TANAH yang barokah* _itu bukan karena subur dan panoramanya indah, karena tanah yang tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan Allah...tiada banding....tiada tara._

*📚 ILMU yang barokah* _itu bukan yang banyak riwayat dan catatan kakinya, akan tetapi yang barokah ialah ilmu yang mampu menjadikan seorang meneteskan keringat dan darahnya dalam beramal & berjuang untuk agama Alloh._

*💰PENGHASILAN barokah* _juga bukan gaji yg besar dan berlimpah, tetapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rejeki bagi yang lainnya dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut._

*👫 ANAK² yang barokah* _bukanlah saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar & mempunyai pekerjaan & jabatan yang hebat, tetapi anak yang barokah ialah yang senantiasa taat kepada Robb-Nya dan kelak mereka menjadi lebih shalih dari kita & tak henti²nya mendo'akan kedua Orangtuanya._

🙏 Semoga kita semua selalu dianugrahi kekuatan untuk senantiasa bersyukur padaNYA, agar kita mendapatkan kebarokahan...
Aamiin..

        💝✍_______📚_______✍💝

Baca selengkapnya....
Naning

Suami hebat

*SUAMI YANG MENCIUM BAU SURGA*

Saya terima nikahnya.... binti.... dengan mas kawin......di bayar tunai....”.
Singkat, padat ringkas dan jelas.

Tapi tahukan makna *_“perjanjian atau ikrar”_* tersebut?
Itu tersurat. Tetapi apa pula yang tersirat?

Yang tersirat ialah : Artinya: *”Maka aku tanggung dosa-dosanya si dia (perempuan yang ia jadikan istri) dari ayah dan ibunya."*

Dosa apa saja yang telah dia lakukan. Dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat.

Semua yang berhubungan dgn si dia (perempuan yang ia jadikan istri), aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung.

Serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku” juga sadar, sekiranya aku gagal dan aku lepas tangan dalam menunaikan tanggung jawab, maka aku fasik, dan aku tahu bahwa nerakalah tempatku kerana akhirnya isteri dan anak-anakku yg akan menarik aku masuk kedalam Neraka Jahanam dan Malaikat Malik akan melibas aku hingga pecah hancur badanku.

Akad nikah ini bukan saja perjanjian aku dengan si istri dan si ibu bapa istri, tetapi ini adalah perjanjian terus kepada ALLAAH Subhanahu Wa Ta'ala ".

Jika aku *GAGAL* (si Suami) ?”Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka. Aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku”.
*(HR. Muslim)*

_Duhai para istri..._
*_Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu._*

Karena saat Ijab terucap, Arsy Allaah SWT berguncang karena beratnya perjanjian yang dibuat olehnya di depan Allaahu Ta'ala dengan disaksikan para malaikat dan manusia.

Maka andai saja kau menghisap darah dan nanah dari hidung suamimu, maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu.

*Semoga... ini menjadi perenungan untuk sudah nikah maupun yg belum menikah.*

Subhaanallaah..
beratnya beban yang di tanggung suami. Bukankah untuk meringankan tanggung jawabnya itu berarti seorang istri harus patuh kepada suami, menjalankan perintah Allaah SWT dan menjauhi larangan-Nya?

Juga mendidik putra-putri kita nanti agar mengerti tentang agama dan tanggung jawab.

Semoga kita semua menjadi orang tua yang dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita kelak dengan agama dan cinta kasih sehingga tercipta keluarga kecil yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.

Saudara dan sahabatku ......
Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya yang dilimpahkan kesehatan, kebahagiaan, keselamatan dan kemudahan untuk selalu beribadah kepada-Nya.

"Ya Allaah, muliakanlah sdr dan sahabat-sahabat Kami, Berikanlah Kami pasangan yang setia, mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah. Kelak masukkanlah Kami disurga yang terindah.

Rasulullaah SAW bersabda : *_"Barang siapa yang menyampaikan 1(satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala."_*
(HR. Al-Bukhari)

Subhaanallaah.....
*_Semoga kita menjadi lebih baik dan bermanfaat._*

*Robbana Taqobbal Minna*
_Yaa Allaah terimalah dari kami (amalan kami). Aamiin..._

Baca selengkapnya....
Naning

Anak di Pesantren

Mendung aku baca ini

BEBAN PSIKOLOGIS ANAK MONDOK USIA DINI

Cerita dari salah satu ustadz di pesantren di Al Irsyad Salatiga.

***

Dia berdiam seorang diri menatap gelapnya malam diluar bangunan asrama tepatnya di selasar menuju masjid  sambil termenung. Sementara santri santri lainnya asyik bercengkrama di kamar asrama dan sebagian bersiap siap untuk tidur, karena waktu sudah menunjukkan pukul 21.45 WIB.

Aku lihat dia melihat ku keliling di depan 2 asrama besar, karena kebetulan malam itu aku punya kesempatan untuk  nengok  keadaan santri di malam hari. Kemudian aku hampiri santri tersebut.
"Assalamualaikum kaifa hal Hanif ?" Tanyaku. "Bekher ustadz", jawab santri tersebut sambil malas menanggapi sapaanku,  kemudiaan aku lanjutkan, berbincang dengannya, " Eich udah kabir (besar) kok nangis ?", tanyaku lagi, "Iya ustadz kemaren katanya mama,  mau kesini jenguk aku, tapi g jadi jadi. Padahal janjinya hari ini ke sini," katanya dengan wajah murung.

Oh... mau telepon mama nanya jam berapa berangkat ke sininya  ?" Tanyaku...

Ia mengangguk dan wajahnya jadi sumringah.

Kupinjamkan HP, dan dia bercakap di depanku...

Mama jadi kesini jam berapa? Tanyanya....

Wajahnya tiba-tiba berubah, matanya berkaca-kaca.

Oh .... iya.... iya udah gak apa-apa... tapi nanti mama jenguk aku yaa?? Kapan ma??

Wajahnya terlihat semakin kecewa dan air matanya mulai jatuh, di serahkan hp yang masih tersambung.

Halo.. assalamualaikum... afwan um,  gimana? Tanyaku...

Iya ustadz.. tolong kasih pengertian anak saya yaa... saya gak bisa jenguk. Sebenernya sih kita emang gak mau sering jenguk, karena kita gak mau dia terlalu manja. Dia bulak-balik minta ijin pulang, cuma takutnya kalau dibawa pulang dia gak mau balik lagi ke pondok. Biarin aja lah mau nangis terus sekarang ini,  ana insya Allah percaya sama pondok, nanti juga lama-lama biasa, kata sang bunda di ujung telepon sana.

Keningku mengernyit mendengar ucapan sang bunda, gak dijengukin aja um, barang sesekali, soalnya tidak hanya sekali ini saya dapatin putranya nangis terus, mohon kasih pengertian putranya? Kasihan um putranya sedih. Ku coba melobby hatinya...

Enggak lah ustadz, biarin aja. Nanti juga lama-lama biasa, suaranya terdengar yakin diujung telepon...

Baiklah... bukankah setiap orang tua memiliki hak memilih cara mendidik anak-anaknya.

Ku tutup telepon, ku tarik nafas panjang dan menghembuskanya pelan-pelan. Kutatap mata berurai air mata tanpa isak, hanya ditemani tatapan kosong entah memandang apa.

Mama belum bisa kesini Nif... nanti kalau mama gak repot mama mu nanti ke sini. Sementara ini biarkan ustadz yang  jadi orang tua buat mu yaa... boleh? Tanyaku...

Dia mengangguk lemah, air matanya semakin banjir, kali ini pundaknya hingga terguncang-guncang menahan isak. Sesak rasanya dada ini melihatnya, tapi kucoba untuk berusaha menenangkannya.

Yaa sudah... keluarin aja sedihnya sampai puas.. boleh kok nangis..boleh kataku...kubiarkan dia menangis.

Aku kayak dibuang ustadz, santri lain di telepon, ditengok, diajak jalan ke Salatiga, Solo, Yogya, sedangkan aku enggak. Ana sedih tadz, gak ada tempat ngadu, gak ada tempat cerita, ana sendirian ucapnya ditengah isak.

Iyaa... sekarang kan yang nengok ustadz, kamu kan g sendirian, ada musyrif ada wali kelas. ada teman teman kamu yang juga dari jauh mondok disini.., sudahlah nanti kamu boleh cerita ke ustadz,  boleh ngadu, "g usah takut dibilang "lemes" (*_sering ngadu*_) "istilah santri di pondok". Sembari menenangkan.

Dia menganggukk.. perlahan tangis dan isaknya mereda.
Dia bercerita bagaimana dia merasa tertekan atas sikap teman-teman sekelasnya, merasa terintimidasi dengan sikap teman sekamarnya. Ia sedang merasa sedih karena merasa diperlakukan tidak adil. Aku hanya mendengarkan hingga ia selesai bercerita lalu memberi sedikit nasehat. Ia semakin terlihat tenang.

Makanan kesenanganmu apa? Tanyaku

Sop Iga.. jawabnya..

Ya udah nanti minggu depan In sya Allah kita jalan ke Salatiga, tahu Joglo Bu Rini kan... disana sop iganya enak lho...

Beneran ustadz soalnya ana sering denger santri lain klo diajak makan sama ortunya kesitu, katanya "Ajib stadz" tpi ana g tahu tempatnya ?  Tanyanya...

Insya Allah nanti ustadz ajak kamu. cuma enak apa enggaknya enggak tau, kan ustadz g tahu kayak apa seleramu, yang penting nanti kita jalan....kataku

Dia tersenyum....

Ustadz g pulang... ini sudah malam ?

Iya bentar lagi ? Tapi kamu jangan nangis lagi yaaa...
ustadz sdh biasa kok sampai malam kayak gini,  kan g sering sering.

Wajahnya jadi sumringah....

Udah sana segera tidur sudah hampir jam 23.00, jangan lupa lapor musyrif nanti dighoib lho.. semangat yaa nak...

Dia tersenyum dan kembali bersemangat.

Melihatnya berlari-lari kecil membuatku terharu...sesederhana itu saja sebenarnya menyenangkan hatimu...

Bagiku intensitas kita berkomunikasi dan menjenguk anak-anak bukan soal percaya tidak percaya pada pihak pondok. Tapi soal kewajiban orang tua memenuhi hak psikologis anak yang masih jadi kewajiban orang tua.

Anak laki-laki usia 12-13 tahun belum usia baligh dimana dalam islam dianjurkan untuk dekat dengan orang tuanya.

Dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang memisahkan antara ibu dan anaknya. Ada yang bertanya pada beliau, “Wahai Rasulullah, sampai kapan?” “Sampai mencapai baligh bila laki-laki dan haidh bila perempuan,” jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Al Hakim dalam Mustadroknya. Al Hakim berkata bahwa hadits tersebut sanadnya shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari-Muslim).

Hadits tersebut sebenarnya membicarakan tentang pengasuhan anak ketika terjadi suami-istri bercerai, siapakah yang berhak mengasuh anak tersebut.

Namun hadits itu juga mengandung faedah lainnya. Hadits tersebut berisi penjelasan bahwa sebaiknya anak tidak jauh dari ibu atau orang tuanya ketika usia dini. Karena usia tersebut, anak masih butuh kasih sayang orang tua, terutama ibunya.

Namun dikarenakan kondisi lingkungan dan berbagai media yang mengancam aqidah dan akhlak,  maka kebanyakan orang tua yang sadar akan dampak negatif  tersebut,  banyak memilih memasukkan anaknya kedalam pesantren agar tertanam erat aqidah dan akhlaknya, tapi bukan berarti boleh melepaskan begitu saja hak anaknya untuk dekat dengan orang tua.

Dari Abu ‘Abdirrahman Al Hubuliy, dari Abu Ayyub, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berkata, “Barangsiapa memisahkan antara ibu dan anaknya, maka Allah akan memisahkan dia dan orang yang dicintainya kelak di hari kiamat.” (HR. Tirmidzi no. 1283. Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut hasan).

Maka untuk mengakomodir kewajiban orang tua menanamkan aqidah dan akhlak mulia anak dan melindungi dari lingkungan yang berpotensi merusak akhlak, sebelum usianya baligh beberapa orang tua yang memiliki dasar pemahaman sesuai hadits ini akan menjaga kualitas komunikasi dan kedekatan dengan anak.

Banyak orang tua berpikir..aah lama-lama juga terbiasa...lama-lama juga betah tanpa mempertimbangkan hak psikologis dan batin anak. Menjadi betah di pondok karena sekedar terbiasa akan berbeda hasilnya dengan menjadi betah karena merasa pondok tak ubahnya rumah yang tetap terisi aroma kasih sayang orang tua karena proses adaptasi bertahap dengan pendampingan orang tua.

Pondok yang paling cocok dengan anak-anak diusia dini bukanlah pondok yang walaupun jauh dengan memiliki asatidzah yang hebat dan fasilitas yang mantap, tapi pondok yang dekat dan tidak menjauhkan anak anak baik dari segi jarak maupun mental, agar chemistry kedekatan anak dan orang tua tetap terjaga. Dan ingatt usia 12-14 tahun adalah masa pubertas anak yang sarat dengan gejolak jiwa yang perlu kedekatan komunikasi.

Berapa banyak anak yang lulus pondok kualitas akhlak dan aqidahnya lebih buruk daripada yang tidak mondok?

Berapa banyak orang yang hafidz Alquran namun gagal mengimplementasikan makna alquran sesungguhnya.

Berapa banyak anak yang lulus dari pondok kehilangan kelembutan cinta karena merasa kurang dicintai.

Berapa banyak anak yang justru hambar hubungannya dengan orang tua dan menjalankan kewajibannya pada orang tua hanya sekedar kewajiban tanpa cinta.

Walau bagaimanapun semua tergantung anaknya dan orang tuanya. Karena ustadz / ustadzah hanyalah fasilitator dan fasilitas hanyalah pendukung. Sedang dasar akhlak dan aqidah anak anak tetaplah kewajiban kita sebagai orang tua karena kita yang akan dihisab soal itu, bukan ustad/ustadzahnya.

Banyak orang tua mampu menjadikan anak-anak yang shalih, tapi tidak semua anak shalih ingat untuk selalu ingat mendoakan orang tuanya saat ada, apalagi setelah tiada. Karena antara ada dan tiada orang tua, mereka biasa  merasa orang tuanya tidak ada di masa-masa ia membutuhkannya.

Semoga kita bisa jadi orang tua yang dirindukan surga karena doa anak-anak shalih kita. In syaa Allah.

Barokallahu fiikum,
Renungan untuk kita semua yang anaknya di pondok....

Sumber : Grup wali santri MTW 7C Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran 2 Majalengka

Baca selengkapnya....
Naning

Wasiat u Diri

18 KATA KATA BIJAK USTADZ ABDUL SOMAD

1. Syukurilah semua yang diberikan Alllah SWT. Jika kau masih hidup bersyukurlah masih melakukan amal saleh. Jika kau mati tetap bersyukurlah, setidaknya dosamu tidak semakin bertambah.

2. Ketika engkau susah di dunia ini. Sabarlah, karena ia hanya sementara. Ketika engkau diberi kesenangan di dunia ini jangan bangga dan sombong karena ia juga hanya sementara.

3. Kita tidak perlu satu organisasi, satu sekolah ataupun satu guru, kita beteman di satu titik, Mukhlisina Lahuddiin. Mudah-mudahan titik itulah yang mempertemukan kita

4. Jika mencari kawan tak bercacat, selamanya kita takkan berkawan. Jika mencari pasangan yang sempurna, selamanya kita takkan berpasangan.

5. Hari ini kita boleh kalah dalam segala hal, tapi tanamkan pada anak anak kita bahwa 10 atau 20 tahun lagi mereka akan memimpin negeri ini dengan cara yang Allah ridhai.

6. Kalau dengan memiliki motor dan mobil bertambah ketaatan kita kepada Allah, maka itu adalah rezeki. Tapi kalau dengan kendaraan itu menjauhkan diri dari Allah, dipakai untuk pergi ke tempat maksiat, maka itu adalah laknat dan azab. Hati hati.

7. Kebahagiaan seorang guru ialah ketika melihat muridnya sukses dunia dan akhirat.

8. Bahagia itu terletak pada syukur. Siapa yang bersyukur kepada Allah, maka dialah orang yang paling bahagia.

9. Apapun yang terjadi, Islam akan tetap ditolong Allah. Yang menjadi masalah adalah, apa yang telah dan akan kita lakukan untuk Islam, demi untuk menolong diri kita di dunia dan akhirat nanti? Jangan jawab dengan lidah, karena lidah terlalu mudah untuk berkata-kata. Tapi, jawablah dengan perbuatan.

10. Hidup ini seperti Bahtera di lautan. Di atas ada ombak kencang yang akan menghadang. Dari bawah ada batu karang yang besar. Tak ada yang bisa menguatkan hidup ini, kecuali Allah Ta'ala.

11. Jangan batasi ibadah hanya ketika di Masjid. Ada yang menganggap beramal itu hanya ketika duduk di Masjid, shalat, zikir dan membaca Al-Quran. Jangan lupa, bekerja dari jam 8 pagi sampai 4 sore, ditambah lagi apabila lembur itu juga adalah amal. Karena, bekerja mencari nafkah yang halal untuk keluarga di rumah adalah ibadah, bernilai pahala di hadapan Allah Ta'ala. Maka, kalau dipahami bahwa bekerja adalah amal ibadah, tidak akan ada pegawai yang main "game online" saat jam kantor, tidak akan ada pedagang yang memainkan timbangan, tidak akan ada karyawan yang curang dalam laporan tugasnya.

12. Kalau engkau sudah menikah maka pandanglah saudaramu yang belum menikah, maka akan timbul rasa syukur.

13. Wujud syukur yang sederhana ialah mengucap Syukur "Alhamdulillahirobbil 'alamin. Segala Puji hanya bagi Allah" . Namun sesungguhnya Hakikat dari Rasa Syukur itu adalah memastikan setiap tarikkan nafas kita senantiasa dalam "ketaatan" kepada Allah Ta'ala.

14. Berkawan karena harta, harta akan binasa. Berkawan karna kuasa, kuasa tak akan lama, paling 5 tahun kalau tak di tangkap KPK. Tapi, kalau berkawan karena Allah maka akan kekal abadi.

15. Dunia ini hanya setetes air. Kalau kau tak dapat jangan sedih, karena yang kau tak dapat hanya setetes. Dan kalau kau dapat, jangan bangga, karena yang kau dapat hanya setetes.

16. Ketika terasa diri ini hampa, tak ada apa-apa, bagai butiran debu di tengah samudera keagungan Allah. Saat itulah rahmat Allah turun meyentuh rasa yang dapat diwakili kata.

17. Air selalu mengalir, dia tidak bisa ditahan. Ketika dia ditahan, maka dia akan menjadi sebuah perlawanan yang besar. Air nampak lemah, ketika dia sedikit. tapi, ketika dia sudah berkumpul maka menjadi besar, dia menjadi kekuatan yang luar biasa. Belajarlah dari air.

18. Keberanian tidak mempercepat kematian, dan ketakutan tak dapat mengelakkan dari kematian. Kita pasti mati, tapi mati dalam keadaan apa? Pilihan ada di tangan kita.

@Ust Abdul Somad عبد الصمد

Baca selengkapnya....
Naning

Waktu Subuh

*"KEJAMNYA WAKTU SUBUH"*

*_Saudaraku..._*
_Saya yakin di antara kita sdh mengetahui keistimewaan waktu Subuh. Hari ini ada baiknya kita melihat waktu Subuh dgn kacamata yg lain, yaitu dari bahaya waktu Subuh bila kita tidak dapat memanfaatkannya._

_Allah bersumpah dalam Al Fajr : “Demi fajar (waktu subuh)”._

_Kemudian dalam Al Falaq, Allah mengingatkan:

*_“Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh”._*

_Ada apa di balik waktu Subuh?_

_Mengapa Allah bersumpah demi waktu Subuh?_

_Mengapa harus berlindung kpd yang menguasai waktu Subuh?_

_Apakah waktu Subuh sangat berbahaya?_

_Ya, ternyata waktu Subuh benar-benar sangat berbahaya!_

*_Waktu Subuh lebih kejam dari sekawanan perampok bersenjata api._*

*_Waktu Subuh lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan._*

_Jika ada sekawanan perampok menyatroni rumah kita, dan mengambil paksa semua barang kita: uang dan semua perhiasan emas digondolnya. Uang cash puluhan juta ditilepnya. Laptop, yang berisi data2 penting kita juga diembatnya. Eh, mobil yg belum lunas juga diembatnya dan rumah kita dibakarnya._

_Bagaimana rasa pedih hati kita menerima kenyataan ini?_

_Ketahuilah,_
_bahwa waktu Subuh lebih kejam dari perampok itu._ 

_Karena jika kita tergilas sang waktu Subuh sampai melalaikan shalat fajar, maka kita akan menderita kerugian lebih besar dari sekedar kehilangan seluruh harta kita._

*_Kita kehilangan dunia dan segala isinya._*

*_Ingat sabda Rasulullah Shallallahu  alaihi wasallam : “Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”_*
_(HR Muslim)._

*_Waktu Subuh juga lebih menyengsarakan dari sekedar kemiskinan dunia._*

_Karena bagi orang2 yg tergilas waktu Subuh hingga mengabaikan shalat Subuh berjamaah di masjid, maka hakikatnya, merekalah orang2 miskin sejati yg hanya mendapatkan upah 1/150 (0,7%) saja pahala shalatnya._

*_“…dan barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, maka ia bagaikan shalat semalam suntuk”_* _(HR Muslim)._

_Shalat semalam suntuk adalah shalat yg dikerjakan mulai dari tenggelamnya matahari sampai terbit fajar. Fantastis!_

_Shalat selama sepuluh jam…, atau kurang lebih 150 kali shalat! Betapa agung fadhilah shalat Subuh berjamaah ini. Sebaliknya betapa malangnya orang yg tergilas waktu Subuh, orang2 yg mengabaikan shalat subuh berjamaah di masjid._

*_Waktu Subuh juga lebih berbahaya dari kobaran api yg disiram bensin._*

*_Mengapa demikian? Tahukah Anda bahwa Nabi Muhammad Shalallhu alaihi wassalam  menyetarakan dengan orang Munafik bagi yg tidak mampu melaksanakan shalat Subuh berjamaah di mesjid ?_*

Rasulullah Shalallhu alaihi wassalam bersabda :
*_“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang Munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh berjamaah. Sekiranya mereka tahu akan keagungan pahalanya, niscaya mereka bakal mendatanginya (ke masjid, shalat berjamaah) sekalipun harus berjalan merangkak-rangkak”_*
_(HR Bukhari Muslim)._

*_Agar tidak merasakan gilasan waktu Subuh yg lebih kejam dari perampokan, agar tidak terkena gilasan waktu Subuh yg lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan, dan panasnya kobaran api, maka: “Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh.”_* _(Al Falaq:1)._

_Yaitu dengan bersegera memanfaatkan waktu Subuh sebaik-baiknya. Lakukan shalat sunnah qabliyah Shubuh (shalat fajar) dan shalat Shubuh berjamaah di masjid - bagi pria, di rumah - bagi wanita di awal waktu setelah azan berkumandang._
*_Ayo jadi pejuang shubuh...!!!_*

Barakallah...

Baca selengkapnya....
Naning

Tantangan para Dai

*"ORANG BAIK" ITU BANYAK TEMAN,  TETAPI "PENYERU KEBAIKAN" AKAN BANYAK MUSUH* 🌾

_Imam Ibnu Qudamah pernah ditanya, *"Apa bedanya Orang Baik (Shalih) dan Penyeru Kebaikan (Mushlih)?"*_

Beliau menjawab:

*الصالح خيره لنفسه والمصلح خيره لنفسه ولغيره.*

_1.Orang Baik (Shalih), melakukan kebaikan untuk dirinya, sedangkan Penyeru Kebaikan (Muslih) mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan untuk orang lain._

*الصالح  تحبُه الناس. والمصلح تعاديه الناس .*

_2. Orang Baik, dicintai manusia, Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia._

Beliau ditanya lagi oleh muridnya, *"Kenapa demikian?"*

Jawabnya:

*الحبيب المصطفى(صلى الله عليه وسلم) قبل البعثة أحبه قومه  لأنه صالح .*

_Rasulullah sebelum diutus sebagai Rasul, beliau dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah orang baik._

*ولكن لما بعثه الله تعالى صار مصلحًا فعادوه وقالوا ساحر كذاب مجنون.*

_Namun ketika Allah ta'ala mengutus nya sebagai Penyeru Kebaikan, kaum nya langsung memusuhinya dengan menggelarinya sebagai Tukang sihir, Pendusta, Gila, dll._

Ibnu Qudamah kemudian menambah kan:
*لأن المصلح يصطدم بصخرة*
*أهواء من يريد أن يصلح من فسادهم*

*_Karena Penyeru Kebaikan 'menyikat' batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan._*

_Itulah sebabnya kenapa Luqman al Hakim menasihati anaknya agar *BERSABAR* ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan. Disebutkan dalam Al Quran:_

*يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانهَ عن المنكر واصبر على ما أصابك.*

_"(Lukman berkata) Hai anakku tegakkan shalat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabar lah atas apa yang menimpamu."_

*Berkata Ahlul Ilmi:*

*مصلحٌ واحدٌ أحب إلى الله من آلاف الصالحين.*

_"Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Allah daripada ribuan orang baik (yang tidak menyerukan kebaikkan)."_

*_Sesungguhnya melalui penyeru kebaikan itulah, Allah menjaga umat ini. Sedang orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri._*

_Maka marilah kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjadi penyeru kebaikkan._

_🌾Dan semoga Allah memberi kita kesabaran dalam perjuangan berat ini._

Baca selengkapnya....

Blogger Templates by Blog Forum