Naning

Kisah pahit "Orang Tua"

Kemarin sore seorang teman menunjukkan sebuah foto yang ada di WAG RT-Nya, wilayah Mungkid Magelang. Mayat dua orang sepuh yang sudah membengkak, menghitam dan mulai berair. Saya hanya melihat sekilas karena tidak punya cukup nyali memandangnya lekat.

Jenasah kakek nenek itu  ditemukan beberapa hari setelah kematiannya oleh menantu dan tetangga. Tak ada yang tahu persis kapan mereka berdua wafat. Kata polisi kemungkinan sudah seminggu berlalu. Mereka meninggal tanpa kata, tanpa pamit dan yang pasti tanpa didampingi oleh anak, menantu dan cucu-cucunya.

Bukan karena mereka tak punya, namun tak ada satu pun anak yang bisa menemani dan merawat  mereka di hari-hari tuanya. Anak-anak mereka tinggal di luar kota.  Saya ikut sesak menahan air mata…
Lelaki  sepuh itu  akhirnya  meninggal dalam keadaan duduk  bersandar pada  kursi kayu di ruang tamunya.

Lelaki itu sehar-harinya adalah suami yang merawat istrinya yang stroke dan sudah tidak bisa beraktivitas apapun kecuali berbaring di tempat tidur. Polisi memperkirakan kematian lelaki sepuh ini terjadi lebih dulu. Istrinya menyusul wafat kemudian, banyak orang mereka-reka : sang istri meninggal karena selama berhari-hari tak makan minum atau melakukan aktivitas lainnya, karena sang suami yang selama ini menjadi satu-satunya 'perawat' terlebih dahulu meninggal dunia.

Bisakah anda bayangkan keadaan mereka berdua ? saat sang istri memanggil suaminya berkali-kali dalam resah namun tak ada jawaban apapun. Resah bukan saja karena ia sendiri merasa lapar, sakit dan tak berdaya. Namun mengkhawatirkan keadaan belahan jiwa namun tak bisa berbuat apa-apa karena badan tak lagi bisa digerakkan bersebab stroke menahun.

Sang suami juga tak bisa mengabarkan siapapun untuk menggantikannya merawat istri tercinta. Kematian datang tanpa mengucapkan salam pemberitahuan. Begitu tiba-tiba dan sangat nyata.

Mereka berdua meninggal di dalam rumah mereka sendiri. Rumah yang menjadi saksi saat pernikahan mereka bermula, saat mereka melahirkan anak demi anak. Membesarkan anak-anak mereka dari bayi merah, hingga akhirnya bisa merangkak perlahan, berjalan, berlari … dan akhirnya pergi sendiri-sendiri menapaki jalan takdirnya.

Menjadi orang tua memang adalah jalan panjang untuk melepaskan seorang anak agar mampu menjalani kehidupan mereka sendiri … karena itulah mengapa kisah pengasuhan anak menjadi rumit. Karena pengasuhan karena  telah melibatkan berjuta ragam emosi dan kenangan. Anak-anak lahir dari Rahim ibunya, membawa DNA bapaknya, besar dengan keringat dan airmata orang tuanya : namun bukan milik orang tuanya.

Orang tua harus ridho melepaskan anaknya menjalani peran kehidupannya sendiri, suatu waktu. Bahkan saat sang anak memutuskan untuk pergi mengembara menggapai mimpi-mimpi mereka
Dan bagi orang tua, ternyata berpisah dengan anak itu bukan urusan mudah.

Meski teknologi membuat kita bisa menatap wajah keriput mereka di layar HP, ternyata taka da yang bisa mengobati rindu sebaik dekapan hangat dan ketulusan cinta. Sebanyak apapun uang tak akan bisa membeli perhatian, senyuman, dukungan dan pelayanan tulus.

Saya menuliskan ini bukan hendak menyalahkan si anak atau keluarganya, saya pun tak tahu persis apa kesulitan mereka. Saya hanya ingin menuliskan catatan untuk diri saya sendiri. Karena saya dan suami pun juga tinggal jauh dari orang tua.

Dua momen bude dan pakde saya meninggal pun saya tak bisa takziah langsung, dada saya sesak setiap kali mengingatnya. Sudah tak mampu memuliakan mereka saat hidup, ternyata saya pun tak bisa memuliakan jenasahnya sebelum dikubur selamanya .   semoga Allah memberikan kami kekuatan dan kesempatan menyempurnakan bakti pada orang tua dan mertua.

Mereka adalah pintu surga yang terbuka. Berbuat baik pada mereka bahkan lebih didahulukan daripada jihad. Menafkahi mereka adalah keutaamaan yang besar. Bersabar atas mereka adalah pahala yang besar dihadapan ALLAH.

Waktu berlalu, usia mereka bertambah, badan mereka makin lemah, kematian semakin mendekat. BUkan tentang kematian mereka, namun juga tentang jatah kematian diri kita. Adakah yang bisa menjamin bahwa kita bisa setua mereka dan punya waktu untuk melanjutkan mimpi yang tak ada habisnya ?

PULANGLAH
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata “Saya berbai’at kepadamu untuk berhijrah dan berjihad, aku mengharapkan pahala dari Allah.” Beliau bertanya, “Apakah salah satu orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab, “Ya, bahkan keduanya masih hidup.” Rasulullah bertanya lagi, “Maka apakah kamu masih akan mencari pahala dari Allah?” Ia menjawab, “Ya.” Maka beliau pun bersabda, “Pulanglah kepada kedua orang tuamu lalu berbuat baiklah dalam mempergauli mereka.” (HR. Muslim)

Pulanglah, ada surga yang bisa kita raih dalam bakti padanya. Pulanglah, ada berkah dan kebaikan yang besar yang akan kita dapatkan untuk memperbaiki kehidupan kita sendiri. Pulanglah, kesempatan terbatas dan tak bisa diulang. Sempatkanlah pulang, supaya kita bisa memohon maaf atas bakti yang tak sempurna, atas semua kedurhakaan dan belum mampunya kita membahagiakan mereka.
Pulanglah, karena sampai kita menjadi orang tua bagi anak-anak kita pun masih saja merepotkan mereka.  Pulanglah, untuk mengucapkan terimakasih yang tak pernah cukup …

Jika mereka sakit hari ini, sungguh sakit mereka pun bisa jadi karena kita anak-anaknya. Masa muda dan kekuatan mereka berkurang untuk membesarkan kita anak-anaknya.

“Rindu itu berat, hidup dalam sepi tanpa anak cucu di akhir masa tua itu jauh lebih berat”

Sungguh tak ada orang tua yang ingin merepotkan anak-anaknya. Tak ada yang ingin sakit di masa lemahnya. taka da yang ingin berhitung budi dengan anak-anaknya. Mereka ikhlas.

Bukan orang tua yang sebenarnya membutuhkan anak-anaknya. Tapi justru anak-anaknya lah yang sangat membutuhkan orang tuanya. Karena sadar bahwa amal yang tak seberapa ini, dosa yang banyak ini hanya bisa lebur dengan amalan istimewa di mata ALLAH. Salah satunya adalah berbakti pada orang tua.

“Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]

“Setiap dosa, Allah akan menunda (hukumannya) sesuai dengan kehendakNya pada hari Kiamat, kecuali durhaka kepada orang tua. Sesungguhnya orangnya akan dipercepat (hukumannya sebelum hari Kiamat).” [HR Bukhari]

Memang tak ada orang tua yang sempurna namun yang pasti bahwa setiap anak berhutang pada orang tuanya. Bukan tentang nominal angka-angka yang mereka habiskan untuk membesarkan dan mendidik kita, namun tentang cinta, ketulusan, perhatian, doa dan pegorbanan yang tak berbilang.

Maka, ketika seorang anak yang  menggendong sang ibu bertawaf bertanya pada Ibnu Umar “apakah aku sudah membalas baktiku pada ibuku?”
“belum, bahkan engkau belum membalas satu tarikan nafas dan rasa sakitnya saat ia melahirkanmu”

Rabbifghfirli waliwali dayya warham humaa kamaa rabbayani shoghiroo….

Ninin Kholida

Baca selengkapnya....
Naning

Belajar dari Sholahuddin Uno

#Belajar_dari_Bang_Uno

Dia memulai usaha nya dari nol..
Bukan harta warisan tapi memang tidak ada harta warisan, apatah lagi bisnis warisan dari keluarga yg tinggal dikembangkan sebagaiamana pebisnis lainnya..

Tumbuh menjadi pemuda smart dan hoby olahraga menghantarkannya kepada beasiswa disalah satu perguruan tinggi di negeri paman sam..
Apa yg biasa disebut-sebut bagi perantau luar negeri dengan american dream..

Di usia 20an tahun dia sudah berpenghasilan sekitar $ 8.000/Rp. 104.000.000 perbulan..

Beberapa perusahaan besar berhasil dibelinya termasuk bisnis penerbangan mandala airlines dan bank btpn..
Belum termasuk beberapa perusahaan yg berhasil didirikannya sendiri..

Berbagai jabatan strategis dan jabatan tinggi pun sebagai CEO diperusahaannya sendiri telah dirasakannya sampai-sampai ia sendiri pun merasa bosan dengan jabatan yg pernah diembannya..

Pundi-pundi Dollar apatah lagi hanya sekedar Rupiah datang menyapanya bertubi-tubi bak meteor jatuh menghantam bumi akibat dari sikap optimisme, keberanian dan tangan dinginnya di dunia wirausaha..

Sampai sampai Wikipedia dan majalah forbes menyandangnya sebagai orang terkaya di Indonesia dengan No.Urut  ke-29 terkaya se-indonesia.. tentu bukanlah hal mudah menyandang gelar itu sodara apatah lagi semuanya dirintis dari nol rupiah..

Dengan nilai kekayaan yg dimilikinya yg dilaporkannya ke KPUD DKI Jakarta tercatat harta yang dimilikinya sekitar $ 660.000.000 Juta Dollar atau sekitar Rp. 7-8 Tryliun Rupiah menjadikannya peserta Cagub Cawagub DKI terkaya..

Pantaslah jika ia berkata jika terpliih nanti sebagai Gubernur DKI dia akan menyumbangkan gaji dan seluruh fasilitas gubernur ke Badan Amil Zakat..

Bukannya sombong sodara.. tapi baginya apalah arti gaji seorang gubernur yg hanya seupil dan tidak ada apa-apanya dibanding dengan penghasilan dari perusahaan yg dimilikinya..

Jiwa ksatrianya jgn engkau tanyakan..
Seharusnya ia menjadi seorang gubernur bukannya wakil gubernur sebagaimana media memberitakannya.. tapi sikap pribadinya jelas ia konsisten terhadap ucapannya baginya setelah apa yg ia raih sekarang ini sudah cukup baginya.. kini waktunya mengabdi bagi ummat dan bangsanya itu celotehnya waktu itu..

Setelah menyumbangkan tenaga dan pikirannya dan berusaha memenuhi janji-janji kampanye nya selama tiga bulan ini mengabdi..

Kini ia merasa sedikit lelah setelah menyantap makan siangnya dikantin kantor Gubernur DKI Jakarta yg katanya ibu kota lebih kejam dari ibu tiri.. ketika rasa lelah pun tak terelakkan lagi roboh dan berbaring sejenak melepas lelah dan penat dibangku kantin pun jadi terasa sangat nikmat sebagaimana yg dikatakan al imam ali bin abi thalib itulah nikmat sesungguhnya sebagai abdi negara sejati..

Kami mendoakanmu agar engkau tetap istiqamah dan senantiasa diberikan kekuatan dan keberkahan dalam mengemban tugasmu sebagai pelayan rakyat dan senantiasa dalam lindungan Allahu Subhana Wata'ala.. Aamiin..

Note:
Kami nasehatkan kepadamu wahai para pemuda..
Banyak-Banyaklah Belajarlah dari Bang Sandiaga Shalahuddin Uno..

-Bedakan Mimpi besar dan cita-cita tinggi.
-Mimpi besar itu bisa banyak tak terbatas dan cita-cita itu hanya satu.
-Memiliki Rumah sakit, perusahaan besar, Kampus yg megah yg kelak akan saya gratiskan, Masjid mewah yg kelak akan saya beri nama dgn nama ibu kandung saya itu semua adalah salah satu contoh mimpi besar.
-Sedangkan cita-cita tinggi adalah sebuah posisi yg kelak ingin engkau raih diusia keemasanmu yakni diusia 40-50-60 tahun masa usiamu.
-Dan dengan posisi itu sebuah tindakan, ucapan, kebijakan, dan ujung jari telunjukmu engkau mampu merubah keadaan dan kebangkitan Ummat dan Bangsamu..
-Buatlah agenda-agenda besar itu semua wahai anak muda.. nyawamu hanya satu hidupmu sekali dan masa mudamu pun hanya sekali..

Dan ingat yg menentukan itu semua adalah sebuah sikap, tindakan dan statement di masa muda..

Jika hadits Nabi yg mulia riwayat imam ath thabarani mengatakan Allah cinta terhadap cita-cita yg tinggi mengapa engkau masih ragu dan takut tuk  bermimpi besar dan bercita-cita yg tinggi..

Dan jika dalam riwayat muttafaqqun alaih bukhari-muslim Nabi kita mengatakan siapa yg bermimpi besar bercita cita tinggi untuk suatu kebaikan namun ia belum sampai padanya maka Allah akan mencatat sebagai suatu amalan yg sempurna disisiNya.. atau mimpi dan cita citanya tersebut telah berhasil disisi Allahu Subhana Wata'ala..

Terus... apa masalahmu wahai anak muda tuk tidak berani bermimpi besar dan bercita-cita yg tinggi..

Sebuah ketikan untuk akun fb dalam pelayaran laut teluk saleh sumbawa NTB.
Ahad, 21 Januari 2018 Pukul 20.29 WITA

Joemakrie Yusuf bin Edy Yusuf
Punggawa Besar/CEO Kapal Phinisi Bintang Timur.
Tengah berlayar bersama salah satu mimpi besarnya.

Baca selengkapnya....

🌺Tips/ motivasi parenting dan keluarga
🌺 http://www.alabidin.sch.id
🌺Jumat, 26 Januari 2018

PISAHKAN TEMPAT TIDUR ANAK

🌺 Ayah bunda, Rasulullah saw sudah memberikan tuntunan cerdas dalam mendidik anak. Tuntunan yang selalu kekinian sepanjang masa. Salahsatunya adalah kita diperintah untuk memisahkan tempat tidur anak ketika usianya 10 tahun.
Sudah dilakukan bun? Alhamdulillah. Apa sebenarnya hal yang terkandung dalam perintah ini?

🌺 Anak belajar mandiri. Usia 10 adalah usia yang tepat anak mandiri dan tidak tergantung orangtuanya. Tidur sendiri merupakan sebuah hal besar bagi anak. Maka mulailah bersiap-siap memisahkan tempat tidur ketika anak berusia 9 tahun.

- Tahap awal beritahu dulu tentang perintah Rasulullah bahwa jika dia setahun lagi harus bisa mandiri, tidur sendiri. Dan jelaskan rencana atau tahapan berikutnya.

- Tahap selanjutnya temani anak sampai tidur. Posisi bunda ikut tidur. Jika anak sudah tidur berikan elusan sayang dan segera tinggalkan.

- selanjutnya jika anak sudah terbiasa hanya ditemani sampai tidur, tingkatkan dengan menemani dengan posisi bunda duduk. Cukup berikan pijatan lembut dan doa mau tidur. Menunggu dia tidur atau beberapa saat saja. Tergantung kondisi anak.

- di tahap berikutnya cukup hampiri anak dengan posisi berdiri. Elus kepalanya, ajak berdoa dan tinggalkan. Biarkan dia sendirian sampai tertidur.
Dengan adanya tahapan insyaallah anak siap tidur sendiri di usia 10 tahun.

🌺 Menjaga privasi.
Kita sebagai orang dewasa tentu mempunyai privasi bersama pasangan. Anakpun demikian. Dia sudah besar. Tentu juga punya privasi sendiri.
Jika masih tidur sekamar maka baik orangtua maupun anak akan terganggu privasinya. Masalah besar yang kemungkinan terjadi adalah  anak tidak sengaja mendengar atau melihat hal yang tak seharusnya dia dengar dan lihat. Ini akan sangat mengganggu perkembangan psikologisnya. Anak pasti akan penasaran dan mengetahui lebih lanjut. Kemana lagi dia mencari tahu kalau tidak ke internet. Dan ini sungguh akan merusak masa depannya. Naudzubillah

🌺 Menjaga kesehatan.
Rasulullah saw sangat menjaga kesehatannya. Salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan tidur yang cukup. Jika anak tidur bersama orangtua maka keduanya akan saling mempengaruhi pola tidur. Padahal kebutuhan tidur anak dan orangtua tentu sangat berbeda. Bisa ibunya yang terlalu banyak tidur karena mengikuti anak atau sebaliknya anak kurang tidur karena terpengaruh pola tidur orangtuanya. Anak yang kurang tidur tentu terganggu kesehatannya.

🌺Ayah bunda, Rasullah saw adalah suri teladan terbaik. Laksanakan perintahnya insyaallah kita akan mendapatkan hidup yang penuh barokah.

🌺Kepala Sekolah SDII Al Abidin Surakarta :
_Bunda Farida Nur'aini_

Baca selengkapnya....
Naning

Budak Dunia

Siapa pun yang memiliki tulisan bagus ini,  saya izin untuk menyebarkannya yaa. Sayang tulisan bagus ini kalau banyak yang belum membaca.

Semoga dengan ini bisa menjadi sarana seseorang mendapat hidayah-Nya dan pahala penulisnya terus mengalir. #asyik nya berbagi. Apa yang tertulis di bawah ini adalah kenyataan hari ini😢😢😢

.........

*APAKAH ANDA BUDAK DUNIA ?*

Mungkin Anda bingung jawabnya, Saya coba bantu jawab.

Dibawah ini adalah Tanda-tanda Yang dimiliki oleh manusia yang Menjadi Budak Kehidupan Dunia, smakin banyak tanda yang anda miliki berarti semakin dalam anda sudah terseret menjadi budak kehidupan dunia.
--------------------------------------
1. Anda tidak bersiap-siap saat waktu sholat akan tiba.

2. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun membuka lembaran Al Qur'an lantaran Anda terlalu sibuk.

3. Anda selalu berpikir setiap waktu bagaimana caranya agar harta Anda semakin bertambah.

4. Bangun tidur yang di ingat urusan dunia.

5. Anda marah ketika ada orang yang memberikan nasihat bahwa perbuatan yang Anda lakukan adalah haram.

6. Anda terus menerus menunda untuk berbuat baik. "Aku akan mengerjakannya besok, nanti, dan seterusnya."

7. Tidak sempat sholat dhuha walau hanya 2 rakaat.

8. Anda sangat tertarik dengan kehidupan para selebriti.

9. Anda sangat kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya.

10. Berat sekali melangkahkan kaki ke masjid.

11. Anda selalu bersaing dengan orang lain untuk meraih cita-cita duniawi.

12. Anda selalu merasa haus akan kekuasaan dan kedigdayaan dalam hidup, dan perasaan itu tidak dapat dibendung.

13. Anda merasa tertekan manakala Anda gagal meraih sesuatu.

14. Anda tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil.

15. Anda tidak mampu untuk segera berhenti berbuat yang haram, dan selalu menunda bertaubat kepada Allah.

16. Anda tidak kuasa berbuat sesuatu yang diridhai Allah hanya karena perbuatan itu bisa mengecewakan orang lain.

17. Anda sangat perhatian terhadap harta benda yang sangat ingin Anda miliki.

18. Menunggu sholat sambil main Smartphone, baru selesai shalat langsung main smartphone.

19. Anda menjadikan aktivitas belajar agama sebagai aktivitas pengisi waktu luang saja, setelah sibuk berkarir.

20. Anda memiliki teman-teman yang kebanyakannya tidak bisa mengingatkan Anda kepada Allah.

21. Anda menilai orang lain berdasarkan status sosialnya di dunia.

22. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun terbersit memikirkan kematian.

23. Anda meluangkan banyak waktu sia-sia melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.

24. Anda merasa sangat malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah.

25. Anda tidak kuasa mengubah gaya hidup Anda yang suka berfoya-foya, walaupun Anda tahu bahwa Allah tidak menyukai gaya hidup seperti itu.

26. Anda berdoa agar bisa masuk surga namun tidak sepenuh hati seperti halnya saat Anda meminta kenikmatan dunia.

27. Anda diberi nasihat tentang bahaya memakan harta riba, akan tetapi Anda beralasan bahwa beginilah satu-satunya cara agar tetap bertahan di tengah kesulitan ekonomi.

28. Anda ingin menikmati hidup ini sepuasnya.

29. Anda merasa mendapatkan ketenangan hidup dari berbagai kemewahan yang Anda miliki, bukan merasa tenang dengan mengingat Allah.

30. Anda meyakini bahwa hari kiamat masih lama datangnya.

31. Anda melihat orang lain meraih sesuatu dan Anda selalu berpikir agar dapat meraihnya juga.

32. Anda ikut menguburkan orang lain yang meninggal, tapi Anda sama sekali tidak memetik pelajaran dari kematiannya.

33. Anda tidak pernah berpikir bahwa hari ini bisa jadi adalah hari terakhir Anda hidup di dunia.

34. Anda mengerjakan sholat dengan tergesa-gesa agar bisa segera melanjutkan pekerjaan.

*Semoga tulisan sederhana ini bisa menjadi alarm pengingat kita semua*

*Semangat selalu sholat jamaah di Masjid lanjut do'akan ortu dan keluarga, do'akan sesama muslim.*

Baca selengkapnya....
Naning

Kisah Umar dan Salman alfarisi

Ceritanya bagus biarpun diulang-ulang...jd pengen share.

Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"

"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."

"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.

Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :

"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.

"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.

"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,

"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.

"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".

"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.

"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.

"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".

Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatan
gan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.

”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.

”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”

”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,

“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

_*”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...”*_ jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

Kemudian Salman menjawab : _*Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.*_

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.

”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.

“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.

Semua orang tersentak kaget.

“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.

Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
_*”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.*_

”Allahu Akbar!” teriak hadirin.

Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.
MasyaAllah..., saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya..
Allahu Akbar ... 😭😭😭

Beginilah layaknya contoh umat islam yg sebenarnya, bukan malah saling menghujat satu sama lainnya...

SILAKAN DI BAGIKAN, JANGAN SAMPAI KISAH MULIA INI TERPUTUS DI TANGAN ANDA ... !!
Agar Umat Islam INDONESIA tidak mudah di pecah belah..

Baca selengkapnya....

Blogger Templates by Blog Forum