Thursday, December 31, 2009
Resolusi 2010
Terus terang, selama 3 tahun belajar menjadi seorang blogger, belum pernah sekalipun aku menuliskan Resolusi untuk menyambut tahun baru. Agenda, harapan, ataupun impian banyak muncul di blog teman-teman lain. Sungguh sesutu yang menurutku sangat luar biasa. Kenapa? Karena menuliskan resolusi berarti membulatkan tekad dan mengupayakan dengan gigih harapan dan impian di masa yang akan datang.
Sekarang saatnya bagiku mengikrarkan resolusi pada tahun 2010:
1. Melanjutkan studi.
Terus terang, telah 7 tahun menyelesaikan sekolah di tingkat sarjana dan setelahnya bekerja, aku merasakan perbedaan yang luar biasa. Jika di bangku kuliah ada banyak konsep yang kudapatkan untuk memahami realitas, maka di dunia nyata aku menghadapi realitas yang sudah banyak berbeda dengan konsep. Antara keduaya, ada dialektika yang harus dipahami, ada kompromi yang harus dijalani, dan banyak lagi hal yang menggambarkan betapa kehidupan dijalani dengan pertarungan-pertarungan.
Melanjutkan studi menjadi agendaku pada 2010. Saat ini aku sedang menjalani proses seleksi beasiswa dengan harapan dapat sekolah lagi di Eropa. Seperti terkena sindrom Laskar Pelangi si Andrea Hirata. Selain itu, jika tak lulus, ada beberapa beasiswa yang sedang aku "incar", antara lain kembali ke Kampus Biru dengan program internasional yang memiliki keragaman latar belakang mahasiswa yang tak hanya dari Indonesia. Di kampusku dulu itu ada 2 beasiswa yang menjadi targetku. Satunya hanya belajar di Yogyakarta serta satu lagi separoh belajar di luar negeri selama setahun serta setahunnya menyelesaikan tesis di tanah air. Semua ilmu yang akan kupelajari masih terkait erat dengan bidang pekerjaan yang kutekuni saat ini: Hak Asasi Manusia.
Tak sedikit orang yang apatis pada pendidikan karena tak banyak membuat perbaikan pada kondisi bangsa Indonesia. Namun ada banyak pula orang gila sekolah tinggi-tinggi hanya untuk mendapatkan gaji setinggi-tingginya sehingga bisa kaya untuk diri dan keluarganya. Aku, bersekolah mengkompromikan keduanya. Aku butuh uang lebih banyak karena kebutuhan pokok hidup di Jabodetabek, terus terang, tidak lagi dapat terpenuhi dengan baik oleh instansi tempatku bekerja. Juga, ilmu pengetahuan perlu terus diasah dan ditambah supaya peranku sebagai bagian dari gerakan perubahan bisa jadi lebih bermanfaat.
Selain itu, kondisi Jakarta baik secara sosial maupun fisik jelas telah membuat daya tahan tubuhku sering melemah. Kata dokter, polusi dan stress menjadi penyebabnya. Olahraga lari pagi sekitar 2 - 3 kali sepekan lumayan membantu. Namun sebenarnya aku sendiri ingin beristirahat sekitar 2 tahun, mengungsikan diri dari keramaian Jakarta. Terbukti, awal bulan lalu, aku kembali ke Yogya beberapa hari, badan terasa ringan. Yang pasti, karena udara di sana lebih bersih dari pada di sini.
Itulah beberapa alasanku ingin melanjutkan sekolah.
2. Mendapatkan pekerjaan baru.
Terus terang, sulit sekali bagiku saat ini untuk memenuhi kebutuhan keluarga jika tetap bertahan dengan pekerjaan yang sekarang kujalani. Gaji yang kuterima sudah tidak cukup lagi.
Berjuang untuk kemanusiaan merupakan hal yang menantang bagiku, baik segi keilmuan maupun segi tanggung jawab moral bagi orang yang pernah mengenyam pendidikan tinggi di negeri ini. Semua orang seharusnya memiliki peran dalam perjuangan ini. Sekecil apa pun, tetaplah peran itu merupakan bagian dari sebuah kesatuan gerak untuk perubahan. Aku teringat cerita seorang teman yang mengikuti satu pertemuan aktivis gerakan perempuan di Jakarta. Di sana, panitia menghadirkan sebuah komunitas perempuan pecinta Open Source. Pada sesi dialog terbuka bagi semua yang hadir, ternyata komunitas ini tak menyadari apa yang mereka lakukan dapat menjadi satu gerakan yang bersinergi dengan--bahkan menjadi bagian--gerakan perempuan yang memperjuangkan kesetaraan gender serta pemenuhan hak asasi perempuan. Inilah persoalan sesungguhnya: kesadaran masyarakat masih harus terus dibangkitkan.
Sulitnya kondisiku bekerja di instansiku sekarang, antara lain karena aku terikat jam kerja dari pukul 09.00 - 17.00 wib. Belum lagi waktu tempuh dari rumah tinggal di Kab. Bogor sana yang karena kemacetan semakin parah memakan tak kurang dari 4 jam pulang dan pergi. Itu pun kalau dalam kondisi normal. Dalam kondisi di luar normal bisa memakan waktu lebih dari 5 jam. Kalau sudah begitu, dengan load pekerjaan yang cukup banyak, jelas tak mungkin bagiku mencari penghasilan tambahan. Kecuali kalau mau korupsi waktu, mengerjakan pekerjaan di luar kepentingan lembaga. Jalas, hampir tidak mungkin itu aku lakukan.
Pekerjaan dengan penghasilan lebih baik dari sekarang dengan tetap berperan dalam sosial kemasyarakatan adalah resolusiku tahun 2010 ini. Tentunya selain melanjutkan sekolah.
Aku berharap, resolusi ini akan terwujud. Amin.
Post a Comment