Monday, July 04, 2011
Anak kami sudah dua
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Anak kami sudah dua, dan dua hari lalu kami merayakan kehadiran anak-anak kami yang sudah menginjak usia 6 tahun dan 2 tahun. Laki-laki semua. Zahid lahir pada 1 Juli 2005 dan adiknya lahir pada 2 Juli 2009.
Allah SWT mendengarkan doa saya. Sejak kelahiran Zahid, saya dan Naning telah berencana untuk menjarangkan kelahiran anak kami berikutnya. Kami ingin supaya kami dapat memenuhi kebutuhan keluarga dengan lebih aman secara ekonomi. Kami faham bahwa keluarga belum begitu mapan. Bukan kami tak yakin bahwa rezeki sudah ditentukan oleh Sang Maha Kaya. Lebih kepada mengelola keluarga saja.
Di hampir setiap doa yang saya panjatkan setiap habis sembahyang selalu saya mohonkan kepada Sang Khalik supaya anak kami dijarangkan kelahirannya paling tidak 4 tahun sekali. Pada saat Zahid sudah berusia 2 tahun, Naning ingin sekali memiliki anak lagi. Ia bilang, mumpung masih muda, sebab kalau usia sudah di atas 30 tahun kurang baik seorang ibu melahirkan lagi. Kontrasepsi yang dijalani yang digunakan saat itu masih untuk istri. Tapi pada akhirnya saya memahami kalau itu tidak baik, sebab bagaimana pun kontrasepsi dalam bentuk suntikan itu juga merupakan benda asing yang sangat tidak baik untuk tubuh perempuan. Terbukti, saat kontrasepsi ini dihentikan supaya Zahid segera punya adik, Naning mengalami menstruasi tidak teratur. Pendarahan bahkan flek terjadi. Saya merasa bersalah. Semestinya yang menggunakan kontrasepsi adalah saya selaku laki-laki.
Hampir setahun kami berusaha. Konsultasi dokter ahli memakan tak sedikit biaya. Tapi namanya juga usaha. Alhamdulillah berkat usaha dan doa kami, orang tua dan orang-orang sekeliling yang sangat mencintai kami, akhirnya Naning hamil juga. Di masa-masa awal kahamilan tidak banyak kendala selain Naning yang diminta untuk tidak memforsir diri dalam bekerja.
Memasuki bulan ketujuh usia kandungan, kehamilan Naning mulai mengkhawatirkan. Berat badan calon adiknya Zahid dinilai dokter kurang dari seharusnya. Mesti dinaikan lagi. Hamil memang hal mudah bagi perempuan. Kadang diterpa malas makan makanan tertentu yang justru baik untuk calon anak di kandungan. Atau kecape'an dan hal-hal lainnya. Sesuai saran dokter, es krim jadi sering dikonsumsi. Juga asupan-asupan lain supaya bayi kami lahir dengan sehat. Kami beruntung, dokter yang memeriksa kahamilan secara rutin adalah orang tua murid Naning. Dokter ini baik sekali. Sampai usia kehamilan 8 bulan, pemeriksaan secara lebih teliti dilakukan. Bahkan ketika tempat praktik di kediaman dokter tidak memiliki USG 4 dimensi, kami pun diminta datang ke tempat praktiknya yang lain di sebuah rumah sakit besar di Jakarta Pusat.
Pemeriksaan USG 4 dimensi menguatkan pendapat dokter kalau anak kedua kami harus segera dikeluarkan meski usianya belum 9 bulan di dalam kandungan. Tidak ada pilihan lain karena air ketuban pun sudah mulai berkurang. Naning masih bersikukuh kalau anak kami akan lahir dengan sehat. Doa ditambah, shalat diperpanjang, mengaji pun lebih dari biasanya. Istri saya yang begitu solihah menyerahkan semuanya pada kuasa Allah SWT. Saya terpana.
Pada akhirnya, dokter meminta kami datang untuk memeriksakan kandungannya sekali lagi ke sebuah rumah sakit di daerah Cibubur. Setiba di sana pada malam hari di tanggal 1 Juli 2009, dokter memutuskan kalau anak kedua kami harus segera dikeluarkan. Semua bidan dan perawat di rumah sakit bersiap siaga. Naning tetap memilih untuk melahirkan secara normal, bukan operasi caesar.
Dokter masih mengusahakan supaya kelahiran ini tidak melalui operasi. Pada malam itu akhirnya mulai pasang balon melalui jalan lahir sebab bukaannya tidak bertambah besar. Rasanya sakit sekali. Pedih. Naning menangis. Seperti pemeriksaan sebelumnya, Naning mengalami pucat dan badan lemas. Bantuan oksigen diberikan. Hingga besok paginya, sakit terus bertambah. Jalan lahir semakin besar.
Pagi itu, hari kedua di bulan Juli 2009, rasa sakit yang Naning rasakan ada hasilnya. Anak kami lahir juga meski dengan susah payah. Alhamdulillah lahir dengan selamat. Saya menyaksikan langsung. Lengan saya ikut sakit karena menjadi pegangan Naning selama ia merasakan kesakitan. Luar biasa penderitaan seorang ibu ketika melahirkan. Karena itu pula barangkali agama Islam mewajibkan seorang anak untuk sangat menghormati ibunya. Posisi Ibu bahkan lebih mulia daripada ayah menurut Rasullullah SAW.
Anak kedua kami lahir pada 2 Juli 2009. Adik dari Izzuddin Zahid Muhammad Rasyiq ini kami namai Muhammad Ziyadh Al Fatih. Dalam keluarga Saya dan Naning tidak ada ritual perayaan ulang tahun. Tapi tanggal 3 Juli lalu Naning mengajak saya untuk menyenangkan anak-anak kami. Hari itu hari Sabtu. Saya dan Naning libur kerja. Kami merayakan kebahagiaan kami karena kehadiran dua anak kami ini. Sebuah pusat belanja yang ada permainan untuk anak-anak, juga restoran dengan motto "Rasa bintang lima, harga kaki lima" yang tak seberapa jauh dari kediaman kami, menjadi tempat perayaan sederhana itu.
Kami berdoa, semoga kehidupan kami selalu bahagia. Amin.
Post a Comment