Naning

Cerita anak part 1

Boma Bolalao si Pemberani

Alkisah, di perairan laut Gorontalo Sulawesi Utara, hidup sebuah keluarga ikan Bulalao. Hesa sang ayah adalah seekor ikan yang sangat pemberani sementara Mela sang ibu, meskipun suaranya sangat pelan dan badannya nampak lemas, tapi juga seekor ikan yg cukup gigih, meski tidak sepemberani suaminya. Mereka hidup bahagia bersama 2 ikan mungil anaknya. Tapi entah kenapa, dia ikan kecil ini penaknya luar biasa, jauH berbeda dengan sifat yang dimiliki ayahnya.

Mereka juga memiliki tetangga yang cukup banyak. Ada keluarga ikan Tuna, Ikan Kakap dan ikan Teri. Meskipun berbeda-beda jenisnya, mereka hidup berdampingan dengan rukun dan damai.

"Boma, ayok kita main ke dekat batu karang sebelah sana!" Ajak Kokom si kakap. Kokam adalah seekor ikan kakap yang tinggal di dekat tempat tinggal keluarga Boma. "Aah..sebentar ya. Aku masih ingin berenang di tepian sini.aku masih menunggu ayahku yang sedang mengajari adikku berenang. Tunggu sebentar yaa". Jawab Boma. Ayah Boma yang mendengar percakapan Boma dan Kokam ikut angkat bicara. "Boma..berangkatlah mainlah bersama Kokam, nanti ayah menyusul. Adikmu belum bisa berenang cepat sepertimu." Kata sang ayah. Bomapun tampak ragu. ingin rasanya ia mengikuti ajakan temannya, tapi ia khawatir bertemu dengan ikan-ikan besar yang akan mengganggunya.
"Kokam..aku sebenarnya ingin main denganmu. Tapi aku takut bila di sana ada Toni tuna. Badannya sangat besar, dan dia sering mengganggu kita". Jawab Bona dengan muka khawatirnya.

Kokam yg memang badannya lebih besar tersenyum dan mendekati Bona. "Bona.. ayoklah bermain. Aku kan selalu bersamamu. Kita akan bermain bersama, dan bila Toni datang mrngganggu, aku akan coba ingatkan. Kalau tidak bisa diingatkan dan masih mengganggu terus, aku akan membantumu menghadapinya". Kata Kokam dengan tenang.

Setelah cukup lama berbincang, akhirnya Bonapun mengikuti ajakan Kokam untuk main ke tempat yang cukup jauh. Mereka berenang dengan penuh semangat, sambil sesekali bercanda. Tapi masih nampak kekhawatiran dan sedikit ketakutan di wajah Bona. Akhirnya sampailah mereka berdua di sekitar karang. Karang yang sangat cantik karena penuh dengan berbagai terumbu karang. Merekapun bermain petak umpet dan permainan2 asyik lainnya. Sampai akhirnya terdengar suara keras yg mengagetkan telinga Bona. Bonapun langsung panik mencari si Kokam yang sedang bersembunyi entah dimana, karena memang mereka sedang main petak umpet. Sebelum Bona menemukan Kokam, tiba-tiba Toni yang berbadan besar sudah muncul persis di dapan matanya. Bonapun gemetar dan takut luar biasa. Ingin rasanya ia berteriak, tapi apa daya kekuatan sudah tidak ada karena kalah dengan rasa takutnya yang luar biasa.

"Hai Bona mungil. Apa yang sedang kau lakukan sendirian di sini? Ayoo msinlah denganku ansk manis !"  Kata Toni dengan suara keras dan mengibas-ngibaskan ekornya ke arah Bona.
"Ti ti ti dak! menjauhlah dariku jangan ganggu aku!". Jawab Bona sambil tetap gemetar dan berlinang air mata. "Bwahahahaha... ikan kecil yg lucu. Kenapa engkau menangis?aku ksn mrngajakmu bermain??". Kata Toni.
"Ti ti ti tidak. Kau sengaja mendekati aku, mengibas2kan ekormu karena kau mau menggangguku, menyakiti aku. Kau jahat, kau selalu saja menggangguku." Jawab Bona tetap sambil menangis. Toni pun menatap Bona dengan heran. "Hai Bona.. darimana kau tahu aku mau mengganggumu?? Aku memang biasa mengibas2kan ekorku bila bertemu teman. Bukan berarti aku mau melukaimu." Jawab Toni.
"Tapi ... biasanya kau selalu menggangguku. Setiap bertemu denganku kau selalu menghadang, menghalangi jalanku bahkan kau pernah memukul badanku dengan ekormu. Dan itu kau lakukan lebih dari 10x. Aku tidak pernah tahu kenapa engkau selalu berbuat itu kepadaku." Jawab Bona yang mulai muncul rasa berani dan percaya dirinya, karena terpaksa.
Mendengar ucapan Bona, Tonipun tertawa makin keras. "Bwahahahaha... Bonaaaa Bona yang lucu."

Melihat Bona yg terus menangis dan wajahnya yg nampak gemetar karena ketakutan, Tonipun bergerak agak menjauh dari Bona. Mereka berdua tidak sadar bila ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan mereka dari sela-sela terumbu karang.

"Dengarlah Bona.. kemarin memang aku sering mengganggumu, setiap ada kesempatan bertemu pasti aku ingin menyakitimu. Tapi... percayalah padaku, aku sudah mendapat hukuman dari Allah karena aku sering berbuat tidak baik. Beberapa hari yang lalu badanku terluka karena tidak sengaja aku tersangkut di batu karang. Aku tidak bisa keluar dan hampir mati. Untunglah ada ibu dan ayahmu yang datang membantu. Mengeluarkan aku dari tempat itu. Sejak itulah aku merasa malu dan merasa bersalah. Setiap hari aku mengganggumu, ternyata ayahmu malah menyelamatkan nyawaku. Sejak itulah aku sadar, mungkin musibah yg menimpaku dan aku hampir kehilangan nyawa itu balasan Allah akibat kenakalanku padamu. Sejak itu aku malu dan taku bila berbuat buruk lagi, takut akan mendapat  hukuman yg lebih berat lagi." Bona mendengarkan penjelasan Toni dengan sedikit tidak percaya. Rasa khawatir dan takutnya pada Toni perlahan mulai berkurang,  meski tetap waspada.

"Ayoklah kita main bersama Bona." lanjut Toni. "Percayalah..aku akan menjadi teman bermainmu dan janji tidak akan mengganggumu lagi. Percayalah ." Sambil tetap menengok kanan kiri Bona pun mencoba percaya dengan ucapan Toni. "Ayoklah Bona..naik ke punggungku. Aku akan  ajak kamu ke tempat ikan-ikan besar yang selama ini kau takuti. Percayalah..mereka semua baik. Bila sesekali mengganggumu , itu karena iseng dan ingin lebih akrab denganmu."kata Toni meyakinkan sambil tersenyum. Belum sempat Bona mendekat ke arah Toni, tiba2 Kokam sudah muncul di depan matanya. Katanya , "naaah..Bona. prasangkamu ke Toni salahkan? Ternyata Toni tidak seburuk yang kau kira. Ternyata kau yang menyimpan rasa takut dan khawatir yang berlebihan Bona." Kata Kokam sambil menyenggol2kan ekornya ke Badan Bona. Bona pun dengan malu-malu menjawab.." Kamu betul Kokam. Seharusnya aku tidak boleh menyimpan rasa takut berlebihan. Aku baru sadar, ternyata prasangka burukku ke Toni yang membuat aku makin ketakutan. Besok2 lagi aku tidak mau berprasangka buruk ke teman2 yang lain, karena ternyata merugikan diriku sendiri.." jawab Bona dengan malu malu dan sedikit menyesal. "Terima kasih Kokam, terima kasih sudah mengajak aku main ke sini... aku sekarang tidak takut lagi dengan siapapun. Meski suara dan badannya lebih keras dan besar, tapi belum tentu mereka berniat jahat kepadaku." Kata Bona
"Naaah.. begitu kan lebih baik. Yang pasti, kita harus berprasangka baik ke semua teman kita, meski kepada teman yg biasa berbuat jahat ke kita sekalipun. Waspada boleh..tapi prasangka buruk No!" Tambah Kokam.

Akhirnya mereka bertiga main petak umpet bersama. Mereka bercanda ria seolah3 tidak perneh terjadi apa-apa. Dan hal itu hampir setiap waktu mereka lakukan...

*pesan moral. Janganlah badan yang kecil ( atau kekurangan yg ada pada diri kita dibanding orang lain) menjadiksn kita takut dan rendah hati berlebihan. Jangan mudah berprasangka buruk kepada orang lain.

🌹Fakta unik

Ikan Bulalao

Tiap-tiap provinsi di Indonesia memiliki fauna identitas yang mencerminkan keberagaman hayati di daerahnya. Pilihan fauna-fauna tersebut berdasarkan berdasarkan bahwa fauna tersebut endemik di provinsi tertentu, khas provinsi tertentu atau merupakan komoditi andalan provinsi tertentu. Salah satunya adalah Ikan Bulalao (Liza dussumieri) khas propinsi Gorontalo.

Ikan Bulalao (Liza dussumieri) adalah spesies ikan berhabitat di air laut. Ikan ini mirip dengan ikan Belanak (Valamugil seheli) yang merupakan kerabat satu familia, yaitu Mugilidae. Ikan ini berbentuk kecil memanjang. Ikan Bulalao banyak ditemukan di kawasan Samudra Pasifik. Alternatif kata bahasa Inggris untuk ikan Bulalao adalah dussumier mullet.

Fauna ini merupakan fauna identitas propinsi Gorontalo. Ikan Bulalao merupakan sejenis ikan yang biasa dikonsumsi masyarakat disana. Bentuk tubuhnya seperti ikan bandeng, ramping panjang denga dua sirip dorsal disekitar abdomen dan ekor serta sirip ventral dan sirip anal dengan ukuran siripyang sama dengan sirip atas (dorsal).

Habitat ikan ini hidup disekitar dekat pantai atau air payau. Panjang tubuh ikan ini sekitar kurang lebih 15 cm. Makanan ikan ini adalah ganggang, plankton dan partikel anorganik yang mengendap di dasar laut. Daerah penyebarannya belum diketahui secara pasti kemungkinan diseluruh perairan Indonesia.

0 komentar:

Post a Comment

Blogger Templates by Blog Forum