Tuesday, September 12, 2017
Keramahan negeri
Monday 11092017
Hari kelima di tempat kelahiran...
Pagi ini kami mengawali hari dengan kesibukan Fatih yang ingin mendaftar sekolah di MI karena masih off karena menunggu proses sekolah mas Zahid. Kufikir dua tahun sekolah dua tahun di Aussie bisa membuatnya cuek untuk asal masuk dan asal ikut sekolah tanpa ribet dengan pskaian yang mesti dikenakan, tapi ternyata aku masih keliru. Saat datang ke sekolah, semua siswa sudah siap melaksanakan upacara, berseragan merah putih, kuminta fatih untuk langsung bergabung ternyata ia tidak mau. Harus beli seragam dulu😊. Akhirnya kutemui lagi kepala sekolah dan beberapa guru dan menyampaikan Fatih ingin beli seragam. Dijawab oleh guru2, kalau cuma 1 bulan, eman2 beli seragam, nanti kan nggak terpakai klo balik Jkt😊. Tapi...buksn Fatih namanya kalau tidak ngeyel..sekali bilang maunya begitu yaaa begitu, diberi pengertian ini itu masih sulit, keras dan kuat bertahan bila punya keinginan. Akhirnyalah kami ambil 2 seragam dari sekolah, dua seragam lagi (merah putih dan pramuka beli sendiri).
Sepulang dari MI kami langsung siap2 prepare memenuhi travel bag u keperluan mas zahid nyantri. List sudah disiapkan, tinggal memasukkan dan mengecek ulang. Done 07.55 dan kami sgera berangkat ke Solo. 08.45 kami sudah sampai di Pabelan, berharap sampai tempat tujuan sebelum pukul 09.00. Renacana dan persiapan sudah matang, tapi ternyata Allah punya rencana lain. Mobil Zhafira yg kami pakai kehilangen energi di km sekian di pabelan. Akhirnya mampirlsh ksmi ke bengket Chevrolet. Kufikir hanya 20 sampai 30 menit di sana, ternyata hampir 2 jam mengecek dan mengganti ini itu. It cost 857.000. Yaaa sudahlah...semoga mobilnya sehat. Kami sampai di ma'hadpun jellang dhuhur, memohon maaf atas keterlsmbatan dan segera bertemu dengan kepala sekolah. Mas Zahid langsung tes tulis dan lisan, saya menunggu di ruang tamu, le Hafid dan Fatih silaturrahmi dengan beberapa asatidz yang dikenal dan kebetulan lewat.
Bahagia sekali memang hadir di tempat ini. Tempat yg sudah kutunggalkan persis 20 tahun yang lalu. Bertemu dengan guru2 yang mulia dan ikhlas mendidik kami selama 6 tahun, yg hingga saat ini masih kami temui dengan wajah dan perawakan yang sama, muka berseri2 karena pancaran ketaatannya pada Allah dan tubuh langsing karena sy yakin beliau2 ini rutin shoum.👍
02.00 urusan kami selesai dan kami berencana pulang sembari mampir Parahita untuk rontgrn gigi mas yangtumbuh tidak teratur karena rahangnya kurang luas (nurun dari ayahnya katanya yg beberapa kali operasi u cabut gigi karena tidak muat di rahsng). Alhamdulillah klinik Parahita ini besar bersih dan cekatan, jadi dg bisya 140.000, kurang dari 15 menit sudah selesai dg membawa hasil rontgen. Sayang sekali tidak bisa langsung kami serahkan ke dr Betarini karena buka prakteknya selepas maghrib😥. Akhirnya kami putuskan u makan siang dulu di bakso Alex yg super ramai dan lezat😋. Enak memang..84.000 untuk kami berempat dengan persi fatih yg mrnghabiskan 23.000😊 (setiap makan mmg Fatih yg paling banyak)😘👌.
Sudah kenyang dan nyaman, kamipun melanjutksn perjalanan kembali. Menuju optic. Yups..mas zahid memang harus pakai kaca mata sejak lama, tapi tidak mau😥. Akhirnya saat diperiksa di Pranoto kagetlah si ibu yang memeriksa..silindernya sudah 5 lebih, dengan minus 1.75 dan 1.50😭. Meski berat dan tidak tega, Kami minta mas Zahid memilih frame yg nyaman untuk dipakai. Dan alhamdulillah kaca mata ready esok harinya..insyaAllah. Alhamdulillah untuk hari ini. Kamipun melanjutkan perjalanan kembali. Saat ashar kami sampai di masjid Goro Assalam, kamipun mampir u sholat Ashar. Selepas itu...bismillah otw rumah kami lagi. Tak sabar ingin melemparkan badan di kasur kamar, karena saya fikir akan bisa segera slonjor dan mrlurusksn badsn yg sudah pegel luar biasa naik mobil seharian. Eh berhari2 ding yaaa dari jumat survey plus jemput ayah sampai tengah malam, ahad ke tlatar, dan senin ke solo lagi huaa😥. Ternyata mobil ini mmg nampak lelah. Sampai di pabelan ini mobil kehilangan energi lagi😥😭. Untuk putar balik pun tidak bisa... mogok di putaran tengah jalan hampir 30 menit😭. Cuma doa yg bisa kami lakukan sembari mencoba dengan sekuat tenaga. Disinilah Zahid dan Fatih komentar.."ibu..kalau di Australia mobil kita mogok semua orang berhenti dan menyapa dengan ramah "you need a help" klo di sini kok semua marah2 ya, tidak ada yg turun membantu kita,?" (Hmmmm... dijawab apa ya???)
Jawaban bijak si ibu.. "orang indonesia ini semua sibuk naak. Saking sibuknya mrmang seringksli tidak peduli dengan orang lain. Beda dengan orang Aaustrali. Meski mereka 10x lebih sibuk(lhaaa😳,) tapi hatinya peka dengan lingkungan sekitar. Mereka sangat peduli dengan orang lain." Memang... orang indonesia ini rasanya kebanywkan teori saat sekolah, tapi prakteknya dalam hidup minim😊. #wkwkwk nggak nyambung deh si emak😂
Pelajaran hari ini. Fenomena jalanan di negara tercinta. Susah sekali menemukan senyum dan empati, tidak seperti di negara lain yang dua tahun kami tinggali...senyum dan empati setiap saat kami temui, tak pernah memandang kami kaya/miskin, asia/eropa, muslim/non muslim... seeemua manusia dihargai sama. No rasis in Australia..😘💪🏻
Post a Comment