Monday, August 21, 2017
Si Kembar
Si kembar..
Ini adalah kisah siswa/i saya juga, masih di sekolah pertama saya mengajar selepas lulus kuliah 2002 lalu.
Pertama kali bertemu si kembar ini adalah ketika saya mengajar bahasa arab di kelas terkecil sekolah kami. Yaa..kelas Albania adalah kelas playgroup terkecil. Penghuni kelas itu berusia kisaran 2 tahun bila tidak salah ingat (nunggu dikoreksi). Si kembar ini terkenal dengan panggilan Abang Adek. Saya ingat betul, hampir setiap evaluasi siswa yg dilakukan setiap pekan oleh guru2 play group, TK A dan TK B yang berjumlah 10 kelas, nama Abang Kakak selalu muncul, terkenal paling anteng dan serius mendengarkan gurunya disaat tmn2 yg lain masih main2 ke sana kemari😊( tapi wajar sekali kan ya klo anak2 usia 2 tahun itu bila gurunya ngajar, mereka move around?) Ya iyalah..namanya saja 2 tahun, ibaratnya baru eksplore Baru bisa jalan dan penasaran dengan benda2 yg mereka temui. Naaah...abang kakak ini entah bagaimana dulu Ummi mengajari mereka, yang pasti di usia segitu sudah enjoy saja mendengarkan gurunya. Daan.. pokoknya luar biasa deh..bu Sri Kartini selaku guru kelasnya yg paham dengan baik😊👍.
Naaah.. ceritanya ummi Abahnya Abang kakak ini luar biasa pemikirannya. Intinya anak harus terbiasa dengan Al Quran dan bahasa Arab sejak dini. Zaman itu rumah tahfidz blm menjamur seperti sekarang lho yaa). Akhirnya ummi mencari guru Al Quran dan bahasa arab untuk Abang Adek
Dan ditemukanlah seorang guru yang sangat ideal di sekolah kami yaitu ustadz Syamsul Bahri al Hafidz. Beliau memang ketua divisi Quran di sekolah kami, selain imam masjid Darussalam Kota Wisata yang memang letaknya di samping sekolah kami. Tapi... entah bagaimana awal mula dan kelanjutannya. Ternyata dengan berbagai pertimbangan di cancel lah ustadz itu. Dan wali kelas Abang Adek menemui saya dan minta saya yang mengajar mereka berdua😳. Gubrakkk brak brak.. kok bisa??? Lha yg diinginkan ustadz kok yang tiba2 nyasar ke saya? Lha itukan klo dibandingkan seperti bumi dan langit. Mungkin Persis seperti pepatah lama, " tak ada rotan akarpun jadi😊.
Ternyata belakangan baru saya tahu alasannya kenapa akhirnya memilh saya. Betul2 bukan karena saya pintar atau layak tdk menggantikan pilihan pertama, tapi lebih karena Abang adek masih sangat kecil, dan lebih pas belajarnya didampingi oleh guru perempuan. Itu saja. Sebegitu detailnya Ummi ini..
Yang saya ingat adalah kata2 Ummi saat itu. Saat Abang Adek masih TK, ummi mau melanjutkan spesialis bedah. Ummi berdoa..."Seandainya dengan melanjutkan kuliah ini akan menjadikan anak2 terabaikan, tolong jangan diterima. Tapi bila tetap bisa amanah tolong diterima". Dan alhamdulillah Ummi diterima.
Ingin tahu bagaimana cara ummi memperlakukan anak2?? Hufff...menurut saya saaaangat luar biasa. Tapi sulit saya ceritakan. Yg pasti saaangat detail dan terorganisir segala sesuatunya.
O iya..saya mulai menemani belajar bahasa arab abang adek sejak saya belum menikah. Setelah saya menikah dan 10 bulan kemudian memiliki putra, Ummi dengan baik hatinya tetap meminta saya mengajar dengan membawa serta putra saya yg masih bayi. Tak mungkin pula saya naik angkot, jadi sejak Zahid lahir hingga usianya +- 6 tahun saya mengajar dengan diantar jemput sopirnya Abang adek. Saat Abang Adek masih kecil, sopirnya juga ummi pilihkan yang perempuan, demi menjaga adek farah juga meski sudah ada mbak pengasuh yang amanah. Itu hanya sekelumit kisah bagaimana penghargaan ummi terhadap saya, guru Al Quran Abang Adek yang sederhana ini..masih ada 1001 kebaikan lainya yg belum saya tuliskan. Semoga Allah memberi keberkahan usia pada Ummi dan keluarga besarnya.
Inti kisah ini adalah saya bersyukur telah dipertemuan dengan anak2 hebat dan keluarga hebat ini. Menemani Abang Adek belajar di rumah selama hampir 8 atau 9 tahun buat saya itu suatu keuntungan dan prestasi. Mungkin ini doa bapak ibu saya dan orang2 yang menyayangi saya agar selalu dipertemukan dengan orang2 yang baik di Jakarta.
Abang Adek skarang ini sudah lulus SMA. Mereka berdua mau melanjutkan studi di Australia. Abang akan kuliah di Melbourne dan Adek di Brisbane. Good luck ya Abang Adek...
Post a Comment