Friday, August 04, 2017
Winter ke tiga kami
⛄Winter in Australia☃
Ini adalah Winter ke tiga kami di Canberra ACT ini. Kami (saya dan anak2) mulai menetap di Australia sejak Juli 2015, menyusul suami yang sedang study dan sudah menetap enam bulan sebelum kami, awal tahun 2015 tepatnya. Jujur tidak terbayangkan sebelumnya bagaimana suhu saat winter itu, ternyata sungguh sangat menyiksa😥.
Sebenarnya suami saya jauh2 hari sudah menjelaskan kondisi di state yang akan kami tinggali. Suami juga sudah menyiapkan segala perlengkapan untuk mengantisipasi semua hal yang akan saya dan anak2 hadapi. Dari membelikan jaket2 dan pakaian yang memang menghangatkan, sepatu sandal yang nyaman untuk dipakai saat winter, electric blanket yang kami pasang di tempat tidur, heater yang di pasang di beberapa titik ruangan dan lain sebagainya. Tapi ternyata semua itu tidak terlalu bermanfaat untuk kami bertiga.
Sebenarnya saat kami landing di Sydney, kami masih bisa tersenyum lepas. Ternyata meski winter, tapi dengan jaket yang kami kenakan kami masih cukup merasa hangat. Tapi, ketika kami melanjutkan perjalanan lagi ke Canberra, Australian Capital Territory , betul betul kami shock luar biasa. Meski sama sama Australia dan letak Sydney yang ada di State New South Wales juga dekat dengan Canberra, maksud saya tidak sejauh ke jarak Canberra ke Melbourne Victoria, Perth West Australia, Adelaide South Australia dan Queensland, tapi ternyata kondisi suhu nya sungguh jauuuh, sangat jauh berbeda. Yaaa Rabbanaaa...
Apa yang terjadi setelah kami menghadapi kenyataan seperti ini? Anak kami yang kecil, Fatih sejak awal datang sampai tiga hari di sini, pertanyaan ke atahnya sama. "Ayah sudah beli tiket untuk adek belum? Adek mau pulang ke Indoesia, adek nggak mau tinggal di sini, tidak enak". Selaluuu itu pertanyaannya. Meski ayah sudah menyiapkan Scooter dan sepeda, lengkap dengan helm dan perlengkapan lainnya, tapi ternyata tidak bisa mengurangi deritanya menahan suhu dingin winter ini. Sayapun akhirnya terbawa perasaan. Melihat anak anak yang tidak happy, plus aktifitas saya sehari hari cuma makan dan tidur bagaimana tidak bosan. Padahal di Jakarta tidak emak tidak anak, setiap hari full aktifitas dari pagi buta sampai malam. Suami berusaha menenangkan dan mengingatkan bahwa hidup itu berproses. Jadi kuncinya adalah bersabar daaan Bersabar. Yaa sudahlah suka atau tidak suka kenyataan memang harus dihadapi. Begitulah suka duka hijrah Bismillah..
Betul saja apa yang disampaikan beberapa teman Indonesia yang sudah tinggal di Canberra agak lama. Bahwa saya tidak perlu cemas dengan kondisi anak2 menghadapi suhu yang sangat ekstrim ini. Mereka katakan rata2 anak2 lebih cepat beradaptasi dengan suhu dibanding orang tuanya. Setelah Saya amati perlahan2, ternyata memang betul. Tidak butuh waktu lama untuk anak-anak bisa enjoy dengan suhu winter ini. Terbukti setelah dua pekan berjalan, mereka berdua sudah cukup dengan kaos dan 1 jaket, sedangkan emaknya masih lebih dari tiga lapis, mulai long john, baju hangat, jaket tipis kathmandu, baru yang terakhir jaket tebal😥. Jujur saat saya baru datang yang saya khawatirkan adalah anak-anak, bagaimana kalau nanti mereka sakit karena terbiasa dengan suhu di Jakarta diatas 30, tiba tiba harus hidup di lingkungan bersuhu minus... ternyata, faktanya saya justru yang bermasalah dan tidak kuat. Anak2 sudah mulai enjoy besepeda atau main scooter atau main bola, keliling danau ataupun di sekeliling rumah, sementara saya ke dapur saja malas karena tidak ada heater. kalau tidak dipaksa dan dimarahi suami untuk ikut jalan dan main bersama anak2, pasti memilih stay di kamar. Baca buku diatas tempat tidur yang berelectric blanket dan heater on. Belum lagi lihat muka saya yang bopeng nggak karu2an karena suhu dingin ini membuat kulit muka kita keering luar biasa. Mledak2 nggak jelas.beruntung
Pas ikut welcomIng party UCKUM (Universty of Canberra Kumpul Untuk Mengaji) ada senior yang baik banget kasih pawpaw dan palembab halal yang aman dan sebaiknya kita pakai kapanpun.
sekaligus untuk menjaga agar kulit muka, tangan dan kaki tidak pecah-pecah.
Hufff...sungguh sangat menyiksaaaaaa...😥
Finally..anak-anak betul betul sudah nyaman di sini, mereka sudah mau mandi setiap hari. Sedangkan emaknya, hingga 1 bulan berjalan mandi hanya sepekan sekali, atau bila memang tetpaksa harus mandi. Jujur, menurut saya hot water yang selalu tersedia di semua kamar mandi dan toilet di Australia, tidak banyak membantu saya menghilangkan rasa dingin. Betul saat mandi tidak terasa, tapi setelah selesai kan suhu di luar kamar mandi masih dingin, jadi kan percuma juga.. huhuhu
Bersambung 5 paragraf lagi....
Post a Comment